Thursday, February 2, 2017

Bercanda Ada Etikanya !


Al-Ustadz Abdul Mu’thi Sutarman, Lc.
Bercanda atau bersenda gurau adalah salah satu bumbu dalam pergaulan di tengah-tengah masyarakat. Ia terkadang diperlukan untuk menghilangkan kejenuhan dan menciptakan keakraban. Namun, jika sendau gurau ini tidak dikemas dengan baik dan menabrak norma-norma agama, bisa jadi akan memunculkan bibit permusuhan, sakit hati, dan trauma berkepanjangan. Pada dasarnya, bercanda hukumnya boleh, asalkan tidak keluar dari batasanbatasan syariat.
Sebab, Islam tidak melarang sesuatu yang bermanfaat dan dibutuhkan oleh manusia sebagaimana Islam melarang hal-hal yang membahayakan dan tidak diperlukan oleh manusia. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Bergaullah kamu dengan manusia (namun) agamamu jangan kamu lukai.” (Shahih al-Bukhari, Kitabul Adab)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan Para Sahabat Bercanda Manakala kita membuka kembali lembaran sejarah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, kita akan mendapati bahwa beliau adalah sosok yang bijak dan ramah dalam pergaulan. Beliau bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya dan mendudukkan orang sesuai kedudukannya. Beliau berbaur dengan sahabat dan bercanda dengan mereka. Alkisah, Abu Umair ini dahulu bermain-main dengan burung kecil miliknya. Pada suatu hari burung itu mati dan bersedihlah dia karenanya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang mengetahui hal itu mencandainya agar tenteram hatinya dan hilang kesedihannya. Maha benar Allah Subhanahu wata’ala ketika berfirman,
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benarbenar berbudi pekerti yang agung.” (al-Qalam: 4)
Ada beberapa hal yang semestinya diperhatikan oleh seorang ketika bercanda, di antaranya:
1. Tidak bercanda dengan ayat ayat Allah Subhanahu wata’ala dan hukum syariat-Nya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman tentang Nabi Musa ‘Alahissalam ketika menyuruh kaumnya (bani Israil) untuk menyembelih sapi.
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تَذْبَحُوا بَقَرَةً ۖ قَالُوا أَتَتَّخِذُنَا هُزُوًا ۖ قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina.” Mereka berkata, “Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?” Musa menjawab, “Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil.” (al- Baqarah: 67)
Maksudnya, aku (Musa) tidaklah bercanda dalam hukum-hukum agama karena hal itu adalah perbuatan orang orang yang bodoh. (Faidhul Qadir 3/18)
2. Tidak berdusta dalam bergurau
Nabi n bersabda (yang artinya), “Sesungguhnya saya bercanda dan saya tidaklah mengatakan selain kebenaran.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Kabir dari jalan Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu. Asy-Syaikh al-Albani rahimahullah menyatakannya sahih dalam Shahih al-Jami’)
3. Tidak menghina orang lain
Misalnya, menjelek-jelekkan warna kulit seseorang dan cacat fisiknya.
4. Tidak bercanda di saat seseorang dituntut untuk serius
Sebab, hal ini bertentangan dengan adab kesopanan dan bisa jadi mengakibatkan kejelekan bagi pelakunya atau orang lain.
5. Tidak mencandai orang yang tidak suka dengan candaan
Sebab, hal ini bisa menimbulkan permusuhan dan memutus tali persaudaraan.
6. Tidak tertawa terbahak-bahak
Dahulu, tawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam hanyalah dengan senyuman. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang kita sering tertawa sebagaimana sabdanya.
لاَ تُكْثِرِ الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيْتُ الْقَلْبَ
“Janganlah engkau sering tertawa, karena sering tertawa akan mematikan hati.” (Shahih Sunan Ibnu Majah no. 3400)
7. Tidak mengacungkan/ menodongkan senjata kepada saudaranya
Terkadang, ada orang yang bercanda dengan mengacungkan senjatanya (pisau atau senjata api) kepada temannya. Ini akibat menyelisihi bimbingan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang bersabda, “Janganlah salah seorang kalian menunjuk kepada saudaranya dengan senjata, karena dia tidak tahu, bisa jadi setan mencabut dari tangannya, lalu dia terjerumus ke dalam neraka.” (Muttafaqun ‘alaih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu) Demikian pula sabda beliau (yang artinya), “Barang siapa mengacungkan besi kepada saudaranya, para malaikat akan melaknatnya, meskipun ia saudara kandungnya.” (HR. Muslim dan at- Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu) Larangan mengacungkan senjata kepada saudara ini bersifat umum, baik serius maupun bercanda. Sebab, manusia menjadi target setan untuk dijerumuskan kepada kebinasaan. Dengan sedikit saja tersulut kemarahan, seseorang bisa tega membunuh saudaranya dengan senjata itu. Adapun mengacungkan senjata kepada orang zalim yang menyerangnya dan akan membunuhnya, merampas hartanya, atau melukai kehormatannya, boleh bagi seseorang untuk menakutinakutinya dengan senjata supaya terhindar dari kejahatannya. Apabila upaya menakuti-nakuti ini berhasil, selesailah masalahnya. Namun, bila orang zalim itu tetap menyerang, ia boleh melakukan perlawanan. Allah  Subhanahu wata’ala berfirman,
فَمَنِ اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
“Barang siapa menyerang kamu, seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadapmu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah bersama orang-orang yang bertakwa.” (al- Baqarah: 194)
8. Mengambil harta orang dengan bercanda
Tidak dibenarkan menurut agama seseorang bercanda dengan mengambil harta atau barang milik saudaranya, lalu dia sembunyikan di suatu tempat. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَا يَأْخُذَنَّ أَحَدُكُمْ مَتَاعَ صَاحِبِهِ لَاعِبًا وَلَا جَادًّا وَإِنْ أَخَذَ عَصَا صَاحِبِهِ فَلْيَرُدَّهَا عَلَيْهِ
“Janganlah salah seorang kalian mengambil barang temannya (baik) bermain-main maupun serius. Meskipun ia mengambil tongkat temannya, hendaknya ia kembalikan kepadanya.” (HR. Ahmad, Abu
9. Tidak menakut-nakuti di jalan kaum muslimin
Ada yang modusnya dengan penampakan bentuk yang menakutkan, seperti pocongan atau suara-suara yang mengerikan, terutama di jalan-jalan yang gelap. Model bercanda seperti ini sungguh keterlaluan karena bisa menyisakan trauma yang berkepanjangan, terhalanginya seseorang dari keperluannya, bahkan terhalanginya seseorang dari masjid dan majelis-majelis kebaikan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti muslim yang lain.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, lihat Shahihul Jami’no. 7659) 10. Berdusta untuk menimbulkan tawa
Apabila seorang bercanda dengan kedustaan, ia telah keluar dari batasan mubah (boleh) kepada keharaman. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ، وَيْلٌ لَهُ، وَيْلٌ لَهُ
“Celakalah orang yang bercerita lalu berdusta untuk membuat tawa manusia, celakalah ia, celakalah ia.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan al-Hakim dari Mu’awiyah bin Haidah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Asy-Syaikh al-Albani rahimahullah menyatakannya hasan dalam Shahih al-Jami’)
Ia celaka karena dusta sendiri adalah pokok segala kejelekan dan cela, sehingga apabila digabungkan dengan hal yang mengundang tawa yang bisa mematikan hati, mendatangkan kelalaian, dan menyebabkan kedunguan, tentu hal ini lebih buruk. (Faidhul Qadir 6/477) Akhirnya, kita memohon kepada Allah  Subhanahu wata’ala agar diberi taufik dan bimbingan- Nya untuk selalu lurus dalam berbuat dan berkata-kata.

Kisah "Secantik Bidadari Surga"

Hasil gambar untuk bidadari surga

Tahukah Kau Wahai Saudaraku Muslimah ?
Bidadari penghuni surga, Siapa yang tak pernah mendengarkan kecantikan mereka, kecantikan yang tiada tara, jauh melebihi kecantikan para wanita penduduk dunia. Namun, bukan hanya sekedar kecantikan yang tiada tara yang dianugerahkan Allah kepada mereka, tapi Allah juga memberikan para bidadari kelebihan yang lainnya. Allah telah melukiskan dalam Al-Quran bagaimana kecantikan para bidadari bidari surga, seperti yang tertulis dalam firmanNya, diantaranya :

Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin". ( Ar-Rahman : 56-58)

Al-Quran menggambarkan mereka, sebagai wanita yang bermata jeli, berbulu mata yang lentik, kulit yang seputih kapas, begitu halus,lembut, dan tubuh yang berbau harum. Bidadari surga adalah wanita yang akan selalu perawan walapun tersentuh. Perangai merekapun sangat halus dan lembut, mereka luput dari sikap pembangkang, penuh kepatuhan. Dari semua gambaran tentang bidadari surga, mungkinkah wanita yang ada di dunia ini bisa secantik mereka? Dan mungkinkah jauh melebihi kecantikan mereka? Simak yuk kisahnya...

Pada suatu hari di surga, para bidadari bidadari sedang bermain main di taman surga. Disaat mereka sedang berkumpul, mereka semu membandingkan diri mereka (bidadari)  dengan wanita di dunia. Mereka marasa bangga dan bahagia kerena kecantikan mereka melebihi wanita di dunia. Dari salah satu bidadari tersebut, salah satunya sering mengintip dari langit, melihat banyak wanita yang melakukan operasi plastik bidadari. selain itu juga sering melihat bahwa yang lain juga sering melihat bahwa banyak wanita di dunia tidak melaksanakan shalat karena takut make-up mereka pudar. Mendengar penjelasan kedua bidadari tersebut, para bidadari berkata  

“Bagaimana mungkin,... mereka tidak akan pernah bisa menyerupai kecantikan kita walaupun segala upaya mereka lakukan. Itu hal yang sia sia. Adalah takdir Allah, bahwa kita diciptakan dengan segala kecantikan dan keindahan, melebihi kecantikan dan keindahan mereka. Sebab itulah kita layak menjadi hadiah bagi hamba hamba Allah yang taat kepada Allah selama ia hidup di dunia. Sampai kanlah kepada wanita yang ada di dunia bahwa kita tdk pernah iri dengan mereka dan takan pernah iri dengan mereka”

Saat mereka masih asik bercerita di taman surga, tiba tiba datang seorang malaikat membawa perintah dari Allah.    
    “Wahai para bidadari, tibalah kalian melaksanakan tugas kalian. Aku membawa perintah dari Allah agar kalian menjadi pelayan seorang hamba yang baru datang dari dunia”
    “Wahai malaikat, akan segera laksanakan perintah Allah kepada kami. Tolong tunjukan kepada kami dimana hamba Allah tersebukamt bertempat tingal di surga ini” tanya seorang bidadari yang menjadi pemimpin diantara mereka.
    “Berjalanlah kalian ke arah sana, ikutilah jalan tersebut. Nanti kalian akan mendapatkan sebuah taman bunga yang luas, ditengahnya ada sebuah rumah yang megah dari permata yang bercahaya. Kalian akan menjadi pelayan dari pemilik rumah tersebut. Karena itu layanilah ia dengan baik”
    “ Akan kami laksanakan”. Jawab bidadari yang menjadi pemimpin mereka.

Kemudian berjalanlah para bidadari tersebut, menuju tempat yang ditunjukkan oleh malaikat. Mereka begitu senangnya menerima tugas dari Allah. Dalam hati mereka bertanya tanya siapa hamba Allah yang akan menjadi tuan mereka di surga. Setelah berjalan beberapa saat, Mereka akhirnya sampai di sebuah rumah yang layaknya istana, begitu megah, yang terbuat dari permata yang indah dan bercahaya. Para bidadari semakin penasaran dan pemimpin para bidadari tersebut. Ia mengetuk pintu dan mengucap salam hingga tiga kali, tetapi tidak ada jawaban dari pemilik rumah.

Salah seorang bidadari menyentuh ganggang pintu istana dan mencoba membukanya. Ternyata pintu rumah tersebut tidak terkunci. Merekapun masuk kedalamnya dan mencari hamba soleh tersebut. Setelah berkeliling rumah yang luas tersebut, mereka tidak mendapati hamba soleh itu disana,
    “Mungkin dia sedang berjalan-jalan di surga, lebih baik kita menunggunya di sini saja” seseorang dari mereka memberikan saran.
    “Baiklah, kita akan menunggunya di sini saja”. Ujar sang pemimpin dari para bidadari.
Para bidadari mulai menyiapkan semua makanan surga yang lezat, dan menyiapkan pakaian yang terbuat dari sutra yang indah untuk hamba soleh tersebut. Disaat mereka sedang menyiapan segala sesuatunya untuk menyambut hamba soleh tersebut, suara gemerincing terdengar dari arah luar rumah. Suaranya begitu nyaring terdengar di seantero surga.
   “Bukankah Itu adalah suara gemerincing dari gelang yang dipakai di kaki”? tanya seorang bidadari kepada temannya.
   “iya, ini adalah suara gemerincing dari gelang kaki, suaranya begitu nyaring dari setiap langkah kakinya. Tapi langkah siapa yang membuat bunyi seperti ini?

Merekapun berbondong bondong keluar dari rumah, karena penasaran untuk mengetahui siapa pemilik bunyi gemerincing dari langkah kaki tersebut. Bunyi gemerincing itu semakin nyaring terdengar, pertanda pemiliknya semakin dekat menuju ke tempat mereka. Sementara saat ini, seluruh bidadari telah berdiri di luar pintu rumah dengan wajah penasaran dan bertanya tanya. Tiba tiba di depan pintu gerbang taman, muncul seorang wanita . Wanita tersebut memakai kerudung dan pakaian yang terbuat dari sutra halus berwarna hijau. Dengan permata permata bertaburan di sepanjang kerudung dan pakaiannya, membuatnya berkilau. Tapi kilauan permata tersebut kalah jauh dibandingkan dengan nur yang terpancar dari wajah wanita tersebut. Siapapun yang memandang wajah tersebut pasti akan takjub seketika. Wanita itu sedang berlari mengejar kupu kupu yang masuk kedalam taman bunga. Para bidadari surga sangat terkesima dan takjub ketika melihat wanita tersebut, mereka tidak pernah menyangka bahwa pemilik dari gemerincing bunyi tersebut berasal dari langkah kaki seorang wanita.

“Subhanaullah, Maha Suci Allah pemilik keindahan surga ini, bidadari itu sangatlah cantik dan bercahaya” puji para bidadari karena terkagum kagum melihatnya.

“Lihatlah nur yang terpancar dari wajahnya, aku belum pernah melihat ada bidadari dengan wajah yang bercahaya seperti ini...” tambah yang lainnya

“Mengapa bidadari itu jauh lebih cantik daripada kita, bukankah Allah menciptakan kecantikan diantara kita tidak lebih diantara satu dengan yang lainnya, tapi kenapa dia begitu berbeda dengan kita, bahkan lebih jauh?

“sampai bunyi gemerincing langkah kakinyapun begitu jelas di surga, sementara kita tidak mempunyai bunyi gemerincing seperti itu”

“Dia sungguh beruntung” “aku begitu iri melihatnya” komentar para bidadari

“aku juga,” semua bidadari bersahutan ...

“kakak, tanyakanlah pada kami, dia bidadari berasal dari surga mana?”

“iya benar, tanyakanlah ia untuk kami” para bidadari surga meminta seorang bidadari yang menjadi pemimpin diantara mereka untuk menanyakan siapa wanita tersebut.

Para bidadari surga berjalan mendekati wanita yang sedang berlari di taman bunga mengejar kupu kupu.,wanita tersebut terlalu asiknya mengejar kupu kupu yang bertebangan, sehingga ia tidak menyadari kehadiran para bidadari yang menuju padanya.

“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” Wanita tersebut berhenti berlari karena mendengar ada suara yang memanggilnya dari arah belakang. Ia pun menoleh dan kaget ketika melihat para bidadari sudah berdiri di dekatnya.

“waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh” jawab wanita tersebut.

“Wahai bidadari yang cantik, maafkhan kami yang sedang mengganggumu bermain di taman ini, tapi taman bunga ini adalah milik tuan kami, dibagian sana adalah rumahnya yang terbuat dari permata. Engkau harus izin terlebih dahulu kepadanya jika hendak bermain di taman bunga miliknya.” Ujar sang pemimpin para bidadari.

Mendengar perkaataan bidadari tersebut, wanita tersebut hanya tersenyum.

“Apakah engkau baru datang ke surga ini? Rasanya, kami tidak pernah melihatmu di surga ini sebelumnya?” tanya bidadari kembali.

“Benar, saya memang baru datang di surga ini, itulah kenapa kalian para bidadari baru melihatku” jawab wanita tersebut.

“Walaupun engkau tak seperti rupa kami tapi demi Allah, engkau lebih cantik dari kami semua, beritahukanlah kepada kami, engkau bidadari yang berasal dari surga mana? Tanya para bidadari.

“Mahasuci Allah yang memuliakan diriku hingga kalian mengira aku seorang bidadari, aku tidaklah seperti yang kalian duga. Sungguh aku bukanlah seorang bidadari seperti kalian’!

“Jikalau engkau bukanlah bidadari seperti kami, siapakah engkau sebenarnya, sehingga membuat kami sangat iri saat melihat kecantikanmu?

Mendengar perkataan para bidadari yang iri terhadapnya,w anita itu tersenyum dan kemudian berkata dengan lembut kepada para bidadari. “Aku adalah wanita yang berasal dari dunia, makhluk dibawah langit tempat kaki kalian berpijak....”

“Benarkah....” para bidadari tak percaya ketika mendengar jawaban wanita tersebut.

“Tapi bagaimana mungkin kecantikanmu yang hanya seorang wanita di dunia, bisa melebihi dari kecantikan kami para bidadari surga , jujur kami semua sangat iri pada dirimu....! berkata para bidadari masih tidak percaya dengan apa yang mereka lihat pada wanita tersebut.

Wanita itu kemudian menarik nafasnya dalam dalam. Tak sedikitpun senyum terlepas dari wajahnya ”Kalian benar, aku adalah wanita dari dunia. Wanita dunia memang tidaklah secantik kalian, tidak sejeli mata kalian dan tak selentik bulu mata kalian, kulit kami tidak seputih kalian, dan tubuh kami tidak seharum tubuh kalian, dan tidak selalu perawan seperti kalian. Kami tidak seperti kalian yang terlihat bagai permata yang berkilau, tapi tahukah kalian para bidadari surga, apa yang membuat aku wanita dunia bisa melebihi kecantikan kalian?

“apa itu, sudilah kiranya engakau mengatakan kepada kami?”

“baiklah, akan aku katakan. Kami wanita yang terlahir di dunia, setiap lima kali sehari harus selalu sujud pada Allah, sementara kalian tidak. Kami harus berpuasa menahan lapar dan dahaga pada bulan ramadhan sementara kalian tidak. Kami harus melaksanakan perintah Allah menutup seluruh aurat pada tubuh kami, yang harus kami lakukan dengan susah payah karena melawan segala tipu daya setan akan kecantikan aurat kami, sementara kalian tidak diuji seperti itu. Kami harus patuh pada suami suami kami apapun itu, sementara kalian tidak, kami harus mengandung dengan susah payah, dan menanggung sakitnya melahirkan sementara kalian tidak. Kami harus menjaga dan merawat anak kami siang dan malam , dari kecil sampai ia besar sampai kami letih, sementara kalian tidak. Kami diuji dengan hawa nafsu kami dari godaan maksiat, yang harus kami tundukkan, kami harus menjaga kesucian tubuh kami agar tidak tersentuh oleh lelaki manapun selain suami kami dan dari aktifitas yang diharamkan Allah, sementara kalian tidak diuji. Kami di uji dengan keikhlasan dan kesabaran pada apa yang menimpa kami, sementara kalian tidak, Kami dihadapkan pada surga jika kami taat dan neraka jika kami ingkar sementara kalian tidak. Kalian tidak membutuhkan perjuangan dan pengorbanan susah payah untuk mendapatkan surga karena kalian adalah wanita surga, sementara kami wanita dunia harus berjuang dan berkorban susah payah untuk mendapatkan surga. Jika kami bisa melalui semua ujian dunia dengan sempurna maka balasan apa yang pantas kami dapatkan selain kemuliaan dari Allah SWT?”

Para bidadaripun terdiam, tak ada yang membatahnya lagi. Semuanya hanya menunduk malu pada wanita tersebut

“Benar apa yang engkau katakan, maafkanlah kami atas perkataan kami. Engkau pantas mendapat kemuliaan dari Allah, karena engkau telah memuliakan diri dengan sholat dan puasa, engkau memuliakan dirimu dengan menutup aurat secara sempurna sebagai kewajibanmu sebagai wanita muslimah, engkau memuliakan dirimu dengan menjadi istri dan ibu yang sholeh, engkau memuliakan diri dengan menjaga kesucian tubuhmu dari sentuhan lelaki, engkau memuliakan dirimu dengan keikhlasan dan kesabaran....karena sesungguhnya perkara perkara itulah yang membuat engkau sehingga melebihi kami, kecantikan kami dan kemuliaan kami”

“Lalu dimanakah engkau tinggal, izinkanlah kami mengantarkanmu pulang ke tempat tinggalmu?” tanya para bidadari.

“Aku tinggal dirumah itu” ujar wanita tersebut sambil menunjuk rumah yang terbuat dari permata yang dimasuki oleh para bidadari surga.

“Kalau begitu engkau adalah tuan kami, kami diutus kesini oleh Allah untuk melayani dirimu di surga ini, maafkanlah kelancangan kami yang memasuki rumahmu dan taman bungamu tanpa seizinmu” para bidadari surga meminta maaf dan menundukan wajahnya pada wanita tersebut.

“Aku memaafkhan kalian, Syukurku pada Allah yang telah memuliakan diriku dan mengirimkan kalian para bidadari surga untuk melayaniku”..

“Walaupun engkau wanita yang berasal dari dunia, tapi engkau berhak mendapatkan kemegahan rumah permata ini dan taman bunga ini. Dan engkau layak menjadi ratu diantara kami para bidadari surga...Kami adalah pelayanmu, sebagai balasan karena engkau telah memuliakan dirimu dengan perintah Allah....”

“Segala puji bagi Allah atas kemuliaan ini..” tasbih wanita tersebut kepada Allah.

Wanita itupun tinggal di surga di sebuah rumah yang terbuat dari permata dengan taman bunganya. Kecantikannya-pun adalah kecanikan yang berasal dari cahaya yang melebihi kecantikan para bidadari surga, sehingga selalu membuat para bidadari iri setiap kali melihatnya.

Tidakkah engkau ingin secantik para bidadari surga bahkan jauh melebihi kecantikannya?

Tidakkah engkau ingin agar para bidadari surga iri padamu? Kembalilah pada kodratmu sebagai wanita muslimah, sebab engkau diciptakan oleh Allah sebagai ratu dari para bidadarisurga...