Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah,
Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu
'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Fitnah Dajjal termasuk fitnah besar
akhir zaman. Bahkan ia merupakan fitnah terbesar semenjak Allah
menciptakan Adam. Bagaimana tidak, ia memiliki kemampuan ajaib –sebagian
saja- yang menjadi kekhususan bagi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ia
bisa mengendalikan hujan, mengatur bumi menumbuhkan tanamannya, membawa
surga yang hakikatnya neraka dan sebaliknya, dan menguasai kekayaan
bumi yang melimpah. Karena bahayanya yang sangat, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah memperingatkan umatnya atas fitnah tersebut.
Diriwayatkan dalam Shahihain, dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
pernah berdiri di hadapan manusia dengan memuji Allah yang berhak atas
pujian tersebut. kemudian beliau menyebutkan tentang Dajjal, beliau
bersabda:
إِنِّي
أُنْذِرُكُمُوهُ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا قَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ
لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوحٌ قَوْمَهُ وَلَكِنْ سَأَقُولُ لَكُمْ فِيهِ قَوْلًا
لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ تَعْلَمُونَ أَنَّهُ أَعْوَرُ وَأَنَّ
اللَّهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
“Aku peringatkan kalian terhadapnya.
Tidak ada seorang nabi kecuali memperingatkan umatnya tentang Dajjal.
Nuh telah memperingatkan umatnya tentang Dajjal. Tetapi aku akan
sampaikan kepada kalian sesuatu yang tak pernah disampaikan oleh seorang
Nabi (sebelumku) kepada kaumnya: Sesungguhnya Dajjal itu buta sebelah
matanya, dan sesungguhnya Allah tidak buta sebelah matanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
memberitahukan tentang sifat Dajjal, pola kerjanya, dan cara
menyelamatkan diri darinya. Sampai-sampai beliau mencontohkan dan
memerintahkan agar berlindung dari buruknya fitnah Dajjal di penghujung
shalat.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda, “Apabila salah seorang kalian selesai membaca tasyahhud
hendaknya ia berlindung kepada Allah dari empat perkara. Beliau membaca:
اَللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ , وَمِنْ عَذَابِ اَلْقَبْرِ ,
وَمِنْ فِتْنَةِ اَلْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ , وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ
اَلْمَسِيحِ اَلدَّجَّالِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah
kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Masih Dajjal.” (Muttafaq 'alaih)
Karenanya, pembicaraan Dajjal harus
terus diaktualkan. Diulang. Hadits-hadits tentangnya dibahas dan
dibacakan. Khususnya di zaman kita ini, fitnah agama merajalela, banyak
penyimpangan, kebenaran dimusuhi, sedangkan kesesatan dibela habis.
Zaman sekarang sunnah dianggap bid’ah, sedangkan bid’ah dijadikan aturan
yang harus diikuti. [Baca: Lawami’ Al-Anwar al-Bahiyyah, Al-Imam
al-Safarini: 2/106-107]
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
mengabarkan bahwa Dajjal termasuk jenis manusia, anak turun Adam.
Sejumlah hadits memberitakan tentang sifat dan ciri-cirinya sehingga
saat Dajjal muncul, orang-orang beriman mengenalinya dan tidak menjadi
pengikutnya.
Diberitakan bahwa Dajjal adalah seorang
laki-laki yang berkulit merah, besar, gemuk, berambut keriting (krebo),
mata kanannya buta seperti anggur yang sudah masak (tidak bersinar),
mata kirinya ditumbuhi daging tebal, tertulis di jidadnya kata kafir
yang bisa dibaca setiap muslim yang pandai baca tulis atau buta huruf.
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
juga mengabarkan bahwa Dajjal itu mandul sehingga tak punya keturunan.
Dia akan muncul dari negeri timur, Khurosan, yang diikuti 70 ribu Yahudi
Asfahan yang bersenjata dan mengenakan jubah tak berjahit.
Pertama kali muncul, Dajjal sebagai raja
yang diktator dan kejam. Setelah itu ia mengklaim sebagai Nabi.
Setelahnya, mengklaim sebagai tuhan. Pegikutnya dari kalangan juhhal
(orang-orang bodoh) dan kalangan awam (rakyat jelata). Sedangkan
hamba-hamba shalih dan bertakwa menentangnya.
Fitnah Dajjal merupakan fitnah terbesar
sepanjang umur dunia. Fitnahnya sangat menipu, mempesona dan memukau.
Dia datang dengan membawa surga dan neraka; dimana surganya adalah
neraka dan nerakanya adalah surga. Ia juga datang bersama sungai yang
penuh air dan gunung roti, memerintahkan langit untuk menurunkan hujan
lalu turunlah hujan, memerintahkan bumi menumbuhkan tanaman lalu
tumbuhlah tanaman, serta diikuti kekayaan bumi.
Dajjal menjelajahi bumi dan memasuki
setiap negerinya dengan kecepaan luar biasa dan dalam waktu yang
singkat. Tidak ada satu negeri kecuali di datanginya kecuali dua kota
suci, Makkah dan Madinah. Dan masih banyak lagi keajaiban dan kemampuan
luar biasa lainnya. Semua itu menjadi ujian dan cobaan dari Allah untuk
umat manusia, agar hancur orang yang ragu dan selamat orang yang yakin.
. . . Karenanya, pembicaraan Dajjal harus terus diaktualkan. Diulang. Hadits-hadits tentangnya dibahas dan dibacakan. Khususnya di zaman kita ini, fitnah agama merajalela, banyak penyimpangan, kebenaran dimusuhi, sedangkan kesesatan dibela habis. . .
Cara Berlindung dari Dajjal
Dahsyatnya huru hara dan fitnah Dajjal
di atas membuat setiap mukmin khawatir terhadapnya, sehingga mencari
jalan agar selamat dari fitnah tersebut. Terlebih, umat akhir zaman
seperti kita ini. Di mana kemunculan Dajjal sudah semakin dekat dengan
merebaknya fitnah kekufuran, kesyirikan, dan fitnah dien yang menimpa
kaum muslimin.
Di samping menyampaikan bahaya fitnah Dajjal, ciri-ciri dan bentuk fitnahnya, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
juga memberikan resep agar selamat dari fitnah Dajjal. Berikut ini
beberapa cara yang bisa kita tempuh supaya selamat dari fitnah Dajjal.
Pertama,
berpegang teguh dengan Al-Qur'an dan Sunnah. Di antaranya memahami
nama-nama Allah yang Maha Indah berikut sifat-sifat-Nya yang Maha tinggi
yang tak bisa disamai seorang pun. Karena Dajjal dari jenis manusia,
dia makan dan minum. Sedangkan Allah, suci dari hal itu. Dajjal juga
buta sebelah matanya, sedangkan Allah tidaklah buta sebelah matanya.
Tidak seorangpun bisa melihat Allah di dunia, sedangkan Dajjal -saat
keluarnya- bisa dilihat manusia baik yang mukmin ataupun yang kafir.
Kedua,
berlindung dari fitnah Dajjal, khususnya saat shalat. Imam Muslim telah
mengeluarkan di Shahihnya, dari hadits Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda, “Apabila salah seorang kalian selesai membaca tasyahhud
hendaknya ia berlindung kepada Allah dari empat perkara. Beliau membaca:
اَللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ , وَمِنْ عَذَابِ اَلْقَبْرِ ,
وَمِنْ فِتْنَةِ اَلْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ , وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ
اَلْمَسِيحِ اَلدَّجَّالِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah
kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Masih Dajjal.” (Muttafaq 'alaih)
Ketiga,
memahami hadits-hadits yang menjelaskan tentang ciri-ciri Dajjal, waktu
dan tempat keluarnya, fitnah-fitnahnya, tipu dayanya, dan cara selamat
darinya. Beberapa kitab juga telah panjang lebar mengupasnya, sseperti
Al-Nihayah milik Ibnu Katsir, Ithaf al-Jama’ah milik Syaikh
al-Tuwaijiri, atau Asyrath al-Sa-ah milik Syaikh al-Wabil, dan
selainnya.
Keempat, menghafal beberapa ayat dari surat Al-Kahfi. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
al-Kahfi sebagai penyelamat dari Dajjal. Sebagian riwayat beberapa ayat
penutupnya. Diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahihnya, dari hadits Abu
Darda’: Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang
hafal 10 ayat dari surat awal Al-Kahfi , maka ia akan diselamatkan dari
Dajjal.” Dalam riwayat lain, “Sepuluh ayat dari akhir Al-Kahfi,” (HR.
Muslim)
Imam Nawawi dalam Syarah Muslim
(2/92-93) berkata: sebab semua itu karena di awal-awalnya terdapat
beberapa keajaiban dan tanda-tanda kebesaran Allah. Maka siapa yang
mentadabburinya tidak akan terkena fitnah Dajjal. Begitu juga di
akhirnya. Firman Allah Ta’ala:
أَفَحَسِبَ
الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا عِبَادِي مِنْ دُونِي أَوْلِيَاءَ
إِنَّا أَعْتَدْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ نُزُلًا
“Maka apakah orang-orang kafir
menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong
selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka Jahanam tempat
tinggal bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-Kahfi: 102)
Kelima, meninggalkan Dajjal dan menjauh darinya. Paling utama adalah tinggal di Makkah dan Madinah, karena Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
mengabarkan bahwa Dajjal tidak akan memasuki dua kota suci tersebut.
Maka saat seorang muslim mengetahui Dajjal telah keluar, ia menjauh
darinya. Karena Dajjal memiliki syubuhat dan kemampuan luar biasa yang
Allah biarkan terjadi dengan kedua tangannya sebagai fitnah bagi
manusia. Karena pada saat itu ada seseorang yang merasa memiliki iman
kokoh, saat ia berjumpa dengan Dajjal, dirinya menjadi pengikut Dajjal.
Imam Abu Dawud dalam Sunannya meriwayatkan hadits dari Imran bin Husain, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ، فَوَاللَّهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَيَتَّبِعُهُ، مِمَّا يُبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ
“Barang siapa mendengar ada Dajjal,
hendaklah ia bersembunyi darinya. Karena, Demi Allah, ada seseorang
mendatanginya dan ia mengita bahwa ia benar-benar beriman, lalu ia
mengikutinya, karena banyaknya sybuhat (kesamaran) yang menyertainya.” (HR. Muslim, Ahmad, dan Al-Hakim. Syaikh Al-Albani menyahihkannya dalam Shahih Sunan Abi Dawud)
Semoga Allah menyelamatkan kita (kaum
muslimin) dari fitnah Dajjal dan mejauhkan kita darinya. Wallahu A’lam.
[PurWD/voa-islam.com]